Cherreads

Chapter 3 - BAB 3

Yang Hilang Tapi Terasa

Sudah tiga hari.

Dan Echo belum juga muncul.

Nggak ada story.

Nggak ada chat.

Nggak ada apa-apa.

Rania membuka akun AnonHeart untuk kesekian kalinya. Masih aktif. Masih bisa dilihat. Tapi kosong. Hampa.

Semua postingan sebelumnya masih ada, tapi sejak tiga malam terakhir… sepi. Bahkan biasanya, Echo minimal kasih reply ke story-nya Rania. Tapi sekarang? Tidak ada.

Rania menggigit bibir bawahnya. Hatinya gelisah.

"Kenapa sih gue segalau ini? Bahkan gue nggak tahu siapa dia…"

Tapi tetap saja…

Rasanya kayak kehilangan.

Dan itu lebih nyebelin dari apa pun.

New Message from Naira

Naira: "Ran, ntar sore nongkrong yuk, cafe baru di deket kampus. Jangan ngurung diri mulu, plisss."

Rania membalas singkat.

"Liat nanti yaa."

Tapi bahkan pergi keluar pun nggak bikin pikirannya tenang. Ada satu hal yang belum selesai. Belum jelas.

Dan dia benci ketidakjelasan.

Malamnya, sekitar jam 00.27, akhirnya dia ngetik.

Rania:"Hey. Echo. Kamu ke mana?"

Rania:"Kamu baik-baik aja kan?"

Pesan terkirim. Tapi lagi-lagi… tidak terbaca.

Jam terus berdetak.

Rania menarik napas, lalu membuka akun Echo. Scroll ke bawah, melihat siapa saja yang pernah komentar di postingan. Beberapa akun terlihat familiar.

Salah satunya: @venmx.__

Akun cowok. Punya banyak foto kamera dan tulisan-tulisan caption puitis. Mirip gaya Echo.

Hati Rania mulai berpikir aneh-aneh.

Apa ini Echo? Apa ini akun aslinya?

Dia tap profilnya.

Lihat-lihat fotonya.

Salah satu foto menunjukkan seorang cowok, hoodie hitam, berdiri di bawah lampu jalan dengan caption:

"Beberapa suara tak perlu dikenali wajahnya untuk dimengerti."

Rania menggigit bibir.

Rasanya familiar banget.

Caption itu... mirip dengan yang Echo pernah kirim waktu malam pertama mereka ngobrol panjang.

Jantungnya berdetak lebih cepat.

"Jangan-jangan… ini kamu?"

Dia hampir menekan tombol Follow.

Tapi dia berhenti.

Takut.

Takut kalau dia salah.

Takut kalau dia benar.

Dan lebih takut lagi… kalau Echo memang bukan sekadar "suara malam".

Di sisi lain kota,

seorang cowok memandangi layar ponselnya.

Pesan dari "Rania" sudah terbaca.

Tapi dia belum punya keberanian untuk membalas.

Tangannya gemetar.

"Apa aku harus berhenti sebelum terlalu jauh?"

Tapi hatinya berkata:

"Atau ini udah terlalu terlambat… karena aku juga udah jatuh?"

More Chapters