Cherreads

Chapter 5 - Bab 5

Namanya Bukan Echo

Suara bel café berbunyi pelan saat pelanggan baru masuk. Tapi perhatian Rania tetap pada satu titik: barista itu.

Echo.

Bukan lagi sekadar suara. Bukan lagi akun anonim.

Tapi cowok nyata.

Dengan wajah, senyum, dan mata yang… entah kenapa bikin jantungnya sulit kerja normal.

Cowok itu menghampiri meja Rania, bawa segelas kopi.

"Ini… buat kamu," katanya pelan.

"Pesanan tambahan?" Rania bingung.

Cowok itu senyum. "Bukan. Tapi aku inget kamu pernah bilang suka kopi pahit yang nggak terlalu pahit."

Deg.

Itu... percakapan mereka malam keempat, yang bahkan Rania sendiri hampir lupa.

"Jadi..." Cowok itu menarik kursi di depannya. "Boleh duduk?"

Rania mengangguk pelan. Napasnya sesak tapi hangat.

"Aku bukan Echo, nama asliku... Reyhan," katanya, menatap lurus. "Tapi aku suka saat kamu manggil aku Echo. Rasanya kayak... aku bisa jadi versi terbaikku."

Rania nggak langsung jawab. Lidahnya kaku.

Reyhan — Echo — siapapun dia, sekarang duduk di hadapannya. Hidup. Bernapas. Dan... benar-benar melihatnya.

"Kenapa kamu nggak ngomong dari awal?" suara Rania nyaris berbisik.

Reyhan menunduk sedikit.

"Soalnya aku penakut. Aku nggak tahu... apa kamu bakal tetap ngobrol sama aku kalau tahu aku cuma barista biasa."

Rania terdiam.

Lucu.

Selama ini dia takut Echo bakal ilfil kalau tahu dia cuma mahasiswa nggak menonjol, nggak populer, dan… biasa banget.

Mereka saling takut akan ditinggalkan oleh asumsi sendiri.

"Aku nggak peduli kamu siapa," ujar Rania akhirnya.

"Aku cuma... ngerasa nyaman sama kamu. Sama kata-kata kamu."

Reyhan tersenyum kecil. "Itu cukup buat aku... berani kayak gini."

Obrolan mereka pelan-pelan mengalir. Dari kopi, musik, sampai quotes aneh yang pernah Reyhan posting tengah malam.

Saat café sepi, mereka masih di meja yang sama. Tak banyak kata, tapi juga tak butuh banyak.

Sampai Reyhan tiba-tiba bertanya,

"Kalau aku ajak kamu ngobrol bukan di chat lagi… tapi beneran, setiap malam, di tempat kayak gini..."

Dia berhenti.

"...kamu mau?"

Rania diam.

Lalu menatap Reyhan — Echo — dengan senyum kecil yang nggak bisa ditahan lagi.

"Mau," jawabnya.

"Selama kamu masih suka jadi gema… yang muncul di malam-malam sepi aku."

More Chapters