Cherreads

Chapter 2 - BAB 2

BAB 2

Namamu Siapa?

Jam dinding menunjukkan pukul 00.03.

Rania belum bisa tidur.

Bukan karena kopi yang dia minum sore tadi.

Tapi karena obrolan semalam bersama si "AnonHeart" masih terngiang-ngiang di kepala.

Dari obrolan soal lagu galau, film sedih, sampai cerita tentang ayahnya yang terlalu sibuk kerja.

Semua terasa… jujur.

Nyata.

Dia buka chat Instagram lagi. Jemarinya ragu mengetik.

"Eh… aku panggil kamu apa ya? Nggak enak manggil 'AnonHeart' terus."

Balasan muncul beberapa detik kemudian.

"Panggil aja… Echo."

"Itu nama samaran, tapi cukup buat kita saling sapa."

Rania mengerutkan kening.

"Echo? Kayak gema?"

"Iya. Soalnya aku cuma bisa jadi suara yang ngisi malam kamu. Nggak lebih."

Rania mendadak diem.

Ada sesuatu yang ngilu dalam kalimat itu.

Tapi entah kenapa… justru bikin dia makin tertarik.

"Kenapa nggak mau kasih nama asli?"

Balasannya lama.

Detik berubah jadi menit.

Rania hampir menutup layar sebelum akhirnya satu balasan muncul

"Karena dunia nyata terlalu ribut buat jadi jujur. Di sini aja, aku bisa ngomong semuanya tanpa takut dihakimi."

"Kalau aku kasih nama asli… dunia nyata bisa rusak semuanya."

Lagi-lagi, Rania nggak tahu harus bales apa.

Di luar, suara hujan turun lagi.

Entah kenapa, rasanya setiap hujan datang, Echo juga datang.

Di hari berikutnya,

mereka saling kirim lagu.

Saling cerita soal luka.

Dan meski belum pernah saling lihat… Rania merasa kenal Echo lebih dalam dari teman-teman sekelasnya.

Sampai suatu malam…

Echo: "Kalau aku tiba-tiba ngilang… kamu bakal nyari aku nggak?"

Rania membacanya lama. Jantungnya nggak enak.

Rania: "Kenapa ngomong kayak gitu?"

Echo: "Cuma nanya. Jawab aja."

Rania: "Aku nggak tahu. Tapi kayaknya… iya."

Echo: "Kenapa?"

Rania: "Karena kamu… udah jadi bagian dari malam-malamku."

Echo nggak bales.

Dan malam itu jadi malam pertama Echo nggak lanjut ngobrol.

Rania nunggu. Sampai jam 2 pagi.

Tapi chat-nya tetap cuma dibaca.

Tanpa balasan.

Dan itulah pertama kalinya Rania sadar…

Dia beneran takut kehilangan seseorang

yang bahkan wajahnya pun belum dia lihat.

More Chapters