Kedatangan Storm disambut hangat oleh semua siswa kelas XI D.
"Selamat pagi semuanya!"
Sapa Storm sambil berdiri didepan papan tulis sembari mengenalkan dirinya sebagai Teacher Trial.
Semua murid sontak berteriak secara serempak dengan kompak membalas sapaan dari guru baru itu. Terutama Arabels, dia yang berada dibarisan depan tak henti henti menatap sang pacarnya itu.
Arabels merasa dia bahagia sekali bisa melihatnya mengajar untuk pertama atau mungkin terakhir kalinya.
"Pagi pak Rem!"
Teriak semua murid bersemangat sekali kedatangan guru baru mereka semua.
Tak hanya tampan tetapi guru baru yang bernama pak Rem itu orangnya asik. Dia mudah berbicara santai dengannya seolah seperti teman dekatnya saja.
Tak seperti biasanya para guru yang mengajar mentok memarahinya jika ada yang melanggar aturan.
"Pagi kak!"
Arabels menyahut sambil meletakkan kedua tangan diatas dagunya sambil tersenyum kearahnya.
"Ara kau tak perlu menyapaku juga?"
Storm mengangkat alisnya heran melihat tingkah Arabels yang seperti itu.
Sontak semua teman sekelasya termasuk Dryna segera batuk 2 dengan sengaja. Salah satu murid berbakat itu rupanya mempunyai hubungan mesra dengan guru baru mereka semua.
Tak lain pak guru Rem itu sendiri.
"Ehem, udah yah bucinnya!"
Dryna batuk dengan sengaja melihat dramatis sahabatnya yang memametkan kedekatannya.
"Kau dengar sendiri kan? Fokus saja pada pelajaran hari ini!"...
Storm mengangguk setuju teguran dari teman Arabels itu, dia tidak ingin malu apabila bermesraan didepan temannya.
Dengan cemberut Arabels terpaksa menurut patuh pada pacarnya itu.
"Iya kak!"
Arabels kembali fokus pada pelajaran hari ini dan dia akan bertekad untuk menjadi murid paling berbakat demi Rem.
"Dikarenakan saya baru mengajar hari ini mungkin kita perkenalan terlebih dahulu?"
Storm yang bingung karena dia sama sekali tidak mengenal para siswa disekolah ini apalagi dikelas XI D ini.
Memutuskan perkenalan dijam pertama dia mengajar dan tujuannya bisa beradaptasi dengan baik.
"Baik pak!"
Sahut semuanya serempak termasuk Dryna yang juga senang karena guru yang mengajar tidaklah galak seperti guru lainnya.
"Oke kalian bisa bertanya tanya pada saya!"
Storm mengangkat tangannya meminta mereka semua memberinya pertanyaan kepadanya.
"Saya pak!"
Tak lama dari meja samping, seorang laki laki muda dengan perawakan lumayan tampan mengangkat satu tangannya keatas.
"Ah ya, siapa namanya?"
"Jaslyn Hebronium!"
"Baiklah Jaslyn Hebronium ada yang ditanyakan?"
Storm mempersilahkan siswa itu menanyakan pertanyaannya.
"Anda berasal dari mana dan kapan terakhir kali anda mengajar pak?"
Tanya Jaslyn tak sabar mendengar jawaban dari pak Rem.
Jujur saja Jaslyn kagum dengan pak Rem sebab dia mampu memikat hati Arabels. Walau sebenarnya dia iri melihanya tapi yang namanya takdir tidak bisa dirubah, Jaslyn hanya bisa mengambil kesimpulannya.
Yaitu dia harus menjadi seorang guru untuk memikat hati gadis yang dia sukai. Mungkin dengan itulah cara ampuhnya, meniru pak Rem yang memiliki Arabels salah satu gadis tercantik disekolah ini.
"Bisa bahaya jika mereka semua tahu siapa diriku sebenarnya?"
Storm bergumam didalam hati memikirkan jawaban pas untuk dia katakan.
"Saya berasal dari Narlias Serikat, Gvorjie City...
"Terakhir kalinya saya mengajar di Herral Elite High School, dan hari ini saya tertantang mengajar disekolah ini!"...
Storm dengan santai berbohong jika dia berasal dari negara sebelah, lebih tepatnya berada diutara Aksrega United.
Mana mungkin dia mengatakan hal sebenarnya, pastinya itu sangat berbahaya bagi identitas aslinya.
"Ketahuan banget kamu bohong kak!"
Arabels terkekeh kecil mendengar alasan bohong dari pacarnya itu.
Akan tetapi Arabels membenarkannya dan dia akan mendukungnya sepenuh hatinya. Arabels tak ada niatan berbicara jujur jika pacarnya berasal dari kota Cyberrun Astra L 500.
"Luar biasa!"
"Anda memang hebat pak!"
"Pluk, Pluk, Pluk!"
Jaslyn bertepuk tangan dengan meriah diikuti oleh Dyna dan lainnya kagum mendengar karir hebat dari pak Rem itu.
Mereka tak menyangka pak Rem berasal dari Narlias Serikat. Salah satu negara besar didunia ini yang hampir mengimbangi Aksrega United.
Tentu pak Rem pastinya sudah melewati fase sulit dan tertantang demi karirnya.
"Terima kasih! Terima kasih!"
Storm mengangkat bahunya dengan pelan sambil tersenyum kecut.
"Bodoh, mana mungkin aku berasal dari Narlias Serikat?"
Storm hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia sangat tahu saat ini dia begitu digemari oleh teman sekelasnya Arabels, Storm senang dia bisa dihormati seperti ini.
Akan tetapi kesepakatan tetaplah kesepakatan, tinggal menghitung waktu saja dia akan kembali menemui Wen Tennys pemimpin dari devoloper Arts Seagame dari H27000 City.