Bab 4-MFD Menyebar!
Evren Gohan menyimak berita-berita di internet yang berlalu lalang di matanya. Laptopnya sudah agak panas karena sejak kemarin dia terus mengikuti perkembangan berita dari seluruh penjuru dunia.
Washington Post;
Separuh Washington lumpuh. Banyak sopir taksi yang tidak bekerja karena tiba-tiba jatuh sakit secara serempak. Bandara melakukan cancel banyak jadwal penerbangan karena maskapai-maskapai kekurangan tenaga pilot dan awak pesawat yang rata-rata tidak bisa dihubungi. Sebagian yang keluarganya bisa dihubungi mengatakan bahwa mereka jatuh sakit secara mendadak.
New York Times;
Gedung Putih akan mengumumkan keadaan darurat jika situasi ini terus berlanjut. Wakil Presiden bahkan juga mengalami serangan sakit yang sama! Juru bicara Gedung Putih telah mengkonfimasi peristiwa yang menyedihkan itu.
Reuters;
Perdana Menteri Inggris menghimbau agar masyarakat tetap tenang. Ahli-ahli dari Oxford University sedang menyelidiki penyebab serangan mendadak, tidak mematikan tapi mengerikan itu!
Associated Press;
Penyakit yang tidak diketahui sebab musababnya menyerang seluruh dunia secara serempak! Para ahli sedang melakukan penelitian terhadap sampel beberapa korban.
NHK News;
Jepang waspada serangan pandemi baru! Tetap di rumah. Jangan pergi kemana-mana. Ditakutkan ini penyakit menular misterius.
Sputnik;
Istana Kremlin meminta para ahli segera menemukan obatnya! Persatuan Dokter Rusia menyebut ini sebagai syndrom MFD (Mobile Frequency Disorder). Kesimpulan diambil setelah melihat trend serangan yang menghancurkan sinyal elektrik dari otak.
PTI India;
MFD sedang menyebar cepat di seluruh India. Pemerintah India meminta perbatasan diperketat.
Antara;
Indonesia berseru agar semua negara bersatu melawan MFD. WHO diminta turun tangan segera!
Lelaki berusia 50 tahun yang sudah lama berkarir di WHO itu menutup layar laptopnya. Dia menatap handphonenya yang tergeletak tak jauh darinya. Dia ingin menelpon langsung Direktur Jendral WHO untuk meminta petunjuk. Tapi firasatnya mengatakan jangan. Mobile Frequency Disorder? Gangguan sinyal elektrik otak? Itu berarti ada hubungannya dengan gelombang radio yang merambat di udara. Masuk ke otak melalui mata dan telinga.
Evren Gohan ragu-ragu. Apakah mungkin gangguan itu berasal dari radiasi handphone? Lelaki itu menggaruk hidungnya. Meski bekerja di level tinggi pada organisasi kesehatan dunia, dia banyak bekerja dan berkomunikasi melalui rapat-rapat online, email-email yang menumpuk, dan chat melalui Teams. Dia bukan penggemar handphone. Selain tidak suka, Evren Gohan juga membatasi sekali telpon atau chat melalui handphone yang mudah sekali disadap.
Organisasi sebesar WHO penuh dengan intrik akibat banyaknya konflik kepentingan. Negara-negara besar dan kuat secara ekonomi menancapkan kuku-kukunya yang tajam di tubuh organisasi. Menanamkan pengaruhnya secara signifikan agar bisa memberikan tekanan-tekanan politis bagi negara-negara miskin. Dari sanalah pintu masuk yang tidak kentara untuk mengeruk sumberdaya alam yang dimiliki negara-negara miskin tersebut. Tentu saja dengan dalih bermacam-macam. Termasuk bantuan fasilitas pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Evren Gohan bekerja langsung di bawah Direktur Jendral WHO. Jabatannya sangat strategis. Direktur Mitigasi Pandemi. Nama Evren Gohan dikenal di seluruh dunia saat jatuh bangun menangani beberapa pandemi yang terjadi selama 3 dekade belakangan ini. Termasuk yang paling besar adalah pandemi Corona-19.
Lelaki tinggi besar itu berpikir keras, apakah benar ini pandemi? Kalau dari skalanya iya. Nyaris seluruh dunia diserang wabah misterius itu. Meskipun anehnya, mayoritas negara miskin tidak. Ada tapi tidak dengan jumlah siginifikan. Tapi jika melihat dari akibatnya yang tidak menimbulkan kematian, Evren agak ragu untuk menggolongkannya sebagai pandemi. Memang benar rumah-rumah sakit penuh dengan pasien yang terjangkit. Kamar-kamar rawat inap sudah tidak mencukupi lagi untuk menampung pasien. Terutama rumah sakit-rumah sakit di negara-negara maju dan berkembang.
Tapi tetap saja angka kematian masih kecil. Jadi belum masuk kategori sebagai pandemi. Suara bip bip di handphonenya terdengar. Lagi-lagi Evren ragu-ragu untuk mengangkatnya. Hipotesa MFD membuatnya berpikir ulang untuk penggunaan handphone saat ini. Evren memutuskan untuk mengabaikan panggilan tersebut. Dia sedang berada di rumah bersama keluarganya. Istri dan anak-anaknya juga semua berada di rumah. Kemungkinan itu dari kantor. Biarlah nanti dia akan mencoba kontak mereka lewat telpon rumah setelah selesai merenungkan wabah aneh ini.
Evren Gohan masuk ke dalam rumah. Ada hal penting yang harus diberitahukan kepada keluarganya. Kebetulan mereka semua sedang berada di meja makan untuk makan malam bersama seperti kebiasaan.
"Istriku, anak-anakku, Ayah minta mulai saat ini jangan ada yang menggunakan handphone, please? Memang masih sebatas dugaan. Tapi Ayah pikir sebaiknya kita menghindari pemakaian handphone untuk sementara waktu sampai situasi kembali terkendali."
Istri dan anak-anak Evren saling berpandangan. Tapi semuanya mengangguk. Dua anak gadis Evren mematikan handphone di tangan mereka. Sedangkan si bungsu buru-buru menghentikan permainan gamenya. Evren mengambil semua handphone dari tangan anak-anaknya. Menyimpan semua di safety box. Mereka lalu mulai makan malam bersama.
Seusai makan, Evren menekan nomor kantor WHO. Dia harus menghubungi Erick Gonzalez. Orang kepercayaannya yang selalu berkantor di Jenewa.
"Erick, bisakah kau mencari tahu di mana Direktur Jendral berada? Aku coba hubungi sekretarisnya baru saja dan dia mengatakan Direktur Jendral sedang keluar kantor."
Terdengar suara balasan bernada bingung di seberang sana.
"Bukankah Bapak mempunyai akses untuk menghubungi handphone beliau secara langsung?"
"I know that. Tapi aku sedang menghindari penggunaan telepon seluler. Aku sarankan kau juga. Beritahu juga keluargamu di rumah untuk melakukan hal yang sama, Erick."
Tidak ada jawaban dari Erick. Hening. Mungkin Erick tambah kebingungan dengan sikap Direktur Evren. Tapi sesaat kemudian Evren seperti mendengar suara telepon diletakkan, lalu suara-suara gaduh, dan kegemparan.
"Erick…Erick….Erick!"
Evren Gohan nyaris berteriak karena merasa diabaikan bawahannya. Lelaki itu hendak menutup sambungan tapi mengurungkannya ketika sebuah suara perempuan di ujung telepon menyapanya.
"Maaf ini dengan siapa? Pak Erick sedang sakit dan tidak bisa melanjutkan telepon."
"Aku Evren Gohan. Ini siapa?"
"Wah! Pak Evren. Maaf Pak, saya Julia Robertson. Pak Erick tadi tiba-tiba kejang-kejang, Pak Evren. Ada yang bisa saya bantu, Pak?"
Evren Gohan terpana. Erick sakit? Kejang-kejang? Hah!
Suara Julia Robertson di ujung sana kembali menanyakan hal yang sama.
"Bapak perlu bantuan? Saya bisa membantu sementara Pak Erick masih ditangani tim dokter, Pak."
"Eh, coba ceritakan apa gejala sakit Erick tadi, Julia?"
"Saya dan Eva melihat Pak Erick tiba-tiba terjatuh saat sedang bertelponan dengan Bapak. Kami coba menolongnya. Tubuh Pak Erick kejang-kejang. Kemudian ada cairan merah kehitaman yang bercampur dengan air liur menetes-netes dari mulutnya. Sekarang Pak Erick sedang diinfus oleh tim dokter. Padahal kami melihat Pak Erick baik-baik saja setelah kejang tadi, Pak Evren."
"Coba perhatikan baik-baik. Apakah Erick berbicara? Bergerak? Atau aktifitas apapun?"
Hening lagi. Sepertinya Julia Robertson sedang pergi melihat keadaan Erick. Suara langkah kaki berlari mendekat.
"Wah! Wah! Benar Pak Evren! Pak Erick tidak bergerak atau melakukan apapun. Bahkan waktu saya ajak bicara beliau sama sekali tidak merespon. Menurut tim dokter, mereka tadi juga berkali-kali berusaha mengajak Pak Erick bicara. Tapi selalu tidak ada respon."
Evren Gohan menepuk dahinya. Belum lama dia memberi tahu Erick agar menghentikan penggunaan handphone. Ternyata tak sampai 10 menit dia sudah terserang MFD. Oh Tuhan!
****