Cherreads

Chapter 179 - Tidak Bisa Tidak Tenang

Hari berlalu dengan begitu cepat, tak terasa pagipun tiba.

"Tok, Tok!

Storm terbangun dari tidurnya mendengar suara ketukan pintu diluar apartemen.

Setelah membuka pintu alangkah kagetnya Storm karena yang bertamu Jester dan Arabels. Storm bingung kenapa bisa Arabels mengetahui tempat tinggalnya.

Terlebih Jester, dia dianggap sebagai temannya dan tidak membocorkan tempat dimana dia tinggal.

"Selamat pagi kak, aku sengaja menyempatkan diri menemui kakak karena aku rindu sekali denganmu!"

Arabels menyungging senyum ceria dengan mengenakan seragam sekolahnya.

Arabels berencana mengajak pacarnya itu kesekolahnya. Dia akan meminta pak Emmanuel selaku bawahan ayahnya, menjadikan Rem sebagai salah satu guru disana.

Arabels membayangkan jika dia mempunyai kekasih seorang guru dimana dia belajar.

Storm memijit pelipisnya dengan pusing.

"Apa maksudmu badut, mengingkari perkataanmu untuk tidak mengatakan dimana aku tinggal?"

Tanya Storm dingin menatap badut Jester yang ketakutan setengah mati itu.

"Maaf tuan Rem saya terpaksa memberitahu kepada nona Everyn...

"Dia memaksa saya menunjukkan tempat tinggal anda, tuan Rem!"

Jester menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sebelum ini dia tidak sengaja bertemu dengan pacar dari tuan Rem. Tentu saja karena dia bisa dibilang teman darinya, mau tak mau dia didesak oleh nona Everyn.

Bisa mati jika dia berurusan dengan kedua belah pihak yang mengerikan itu.

"Hei berhenti sebentar!"

Panggil Arabels berlari mengejar seorang pria mengenakan kostum badut berjalan tak jauh darinya.

Jester memalingkan tubuhnya kebelakang dan alangkah kagetnya dia bertemu dengan nona Everyn. Jelas saja Jester segera menunduk hormat padanya itu.

Jester dengan ramah menanyakan mengapa dia memanggilnya.

"Eh nona Everyn, ada apa anda memanggil saya?"

Jester berkata seramah mungkin terhadapnya.

"Kamu teman kak Rem bukan?"

"Kalau iya, apa bisa tunjukkan dimana dia tinggal? Aku penasaran dan ada hal penting yang harus kubicarakan padanya!"...

Arabels segera menjelaskan semuanya termasuk ada urusan penting bersama pacarnya.

"Tentu nona, mari ikuti saya!"

Dengan terpaksa Jester menyetujuinya.

Berbekal ingatan dimana dia melihat tuan Rem pulang menuju kesebuah arah tak jauh dari kota ini. Jester bisa menemukan tempat tinggal apartemen tuan Rem yang berada dilantai 9.

Jester tersenyum kecut menanggapi perkataan tuan Rem.

"Sekali lagi maafkan saya tuan Rem!"

Jester benar 2 serius meminta maaf dan memohon agar nyawanya tidak dia ambil.

"Lupakan saja...

"Aku memakluminya!"

Storm menghela nafas kasar mendengar cerita singkat itu.

Lalu Storm mau tidak mau menuruti keinginan Arabels yang mengajaknya kesekolahnya lagi.

Entah apa maksudnya tapi yang pasti dia sangat penasaran.

 Didalam perjalanan, Rem dan Arabels tampak berbicara dengan riang seperti sepasang kekasih pada umumnya.

Sementara dibelakang Jester mengikuti langkah mereka berdua.

"Ternyata menjadi badut sangatlah membosankan?"

Sebagai seorang badut profesional, Jester memakluminya jika tugas badut cuma menjadi penghibur.

Tetapi Jester segera menepis pemikiran bodohnya itu. Dia dengan senang hati menjadi bawahan setia dari tuan Rem dan nona Everyn.

Sebab Jester sama sekali tidak mempunyai teman, dan mungkin dengan menjadi pelayan setia bagi mereka berdua. Jester bisa merasakan mempunyai orang yang dia abdi, tidak masalah setiap harinya menjadi badut penghibur setiap pasangan yang dia lihat.

More Chapters