Di dunia ini sihir dan pedang adalah suatu hal yang biasa. Sihir terbagi menjadi beberapa elemen yaitu Air, Api, Tanah, Angin, Petir, Es, Cahaya dan Kegelapan. Dan untuk pedang tidak ada spesifikasi khusus,karena berpedang tidak membutuhkan mana atau energi seperti sihir, semua orang bisa memakai pedang. Akan tetapi itu tergantung seberapa lama mereka berlatih dan seberapa kuat fisik mereka. Rata-rata orang yang ahli dalam berpedang memilik bentuk fisik yang bagus. Pedang juga memiliki tingat ketahanan dan ketajaman yang berbeda-beda itu tergantung terbuat dari bahan yang dipakai untuk membuatnya dan keahlian sang penempa.
Keesokan harinya, Alan terlihat memperhatikan ibunya yang menyalakan api dengan sihir. Marie menggunakan sihir api untuk membakar kayu untuk memasak. Alan berusaha menirukan apa yang Marie lakukan.
"Fire... fire... fire. " Alan mencoba menyalakan api.
Namun seberapa keras dia berusaha api tidak menyala. karena dikehidupan lamanya tidak ada sihir dan hanya bisa melihat sihir di film fantasi. Dia tidak mengetahui jika sihir tidak bisa keluar begitu saja, sihir memerlukan pengendalian energi/mana, selain itu sihir juga membutuhkan penguasaan elemen dan fikiran yang fokus dalam menggunakannya.
"hahaha.. " Marie menghampiri Alan dan mengusap rambutnya sambil berkata "Alan kamu masih belum cukup umur untuk bisa melakukannya".
" Ibu aku tidak bodoh, hanya saja aku tidak mengetahui caranya. " Gumam Alan dalam pikirannya setelah di tertawakan oleh Marie.
Marie keluar rumah untuk menghampiri Robert, Marie meminta Robert menghentikan latihannya dan menyuruhnya untuk makan. Mereka bertiga makan bersama, suasana begitu damai dan tentram. Robert makan memakan masakan istrinya dengan lahap.
"Robert jangan terburu-buru, nanti tersedak. " ucap Marie yang melihat Robert makan terburu-buru. Marie lanjut berkata "aku tahu masakanku memang enak"
Robert berhenti makan sejenak dan berkata "hah? enak katamu? ini biasa aja,aku hanya ingin segera melanjutkan latihanku. " setelah berbicara itu dia kembali melanjutkan makannya.
"biasa saja? kalau begitu mulai besok kamu saja yang masak! " ucap Marie.
"tidak,maksud perkataanku tadi karena aku selalu memakan masakunmu yang enak,aku bilang biasa saja karena rasanya enak sama seperti kemarin, makanya jadi biasa saja." ucap Robert yang berusaha membujuk Marie.
"Tidak ibu, Robert tadi berniat menghina masakanmu. " isi pikiran Alan melihat Robert yang berusaha agar tidak dimarahi marie.
"apa itu benar? kamu tidak sedang membujukku kan? " Marie berfikir sejenak, "Atau kau hanya tidak ingin membantu ku? "
"benar, masakanmu adalah yang paling enak di seluruh dunia ini. " Robert masih mencoba membujuk Marie.
"Ya sudahlah, kalau kamu bicara begitu. " ucap Marie yang kembali tenang.
Setelah selesai makan. Robert kembali melanjutkan latihannya, sedangkan Marie membersihkan tempat mereka makan. Sedangkan Alan terlihat sedang berusaha untuk belajar berjalan.
Robert sedang berlatih beberapa teknik serangan dalam menggunakan pedang. teknik yang Robert lakukan adalah serangan lurus, diagonal atau serangan dari ke kanan dan ke kiri dan yang terakhir adalah serangan melengkung.
Alan berjalan sambil meraba ke tembok agar tidak jatuh,Alan berusaha menghampiri ayahnya untuk melihat latihannya. Ketika Alan sampai di depan pintu, dia duduk dan mengamati ayahnya yang sedang berlatih pedang. Robert menyadari Alan yang sedang duduk di depan pintu. Robert menjelaskan kepada Alan jika ingin berlatih pedang dia harus memulainya dengan cara memegang pedang. Robert mempraktikkan beberapa cara memegang pedang.
"ini untuk pedang yang ringan. " Robert memegang pedang dengan satu tangan dan posisi ibu jari di atas hulu dan jari-jari lainnya di bawah.
"ini untuk pedang yang berat. " Robert memegang pedang pada bagian hulu dengan kedua tangannya.
"jika posisimu dalam memegang pedang sudah benar,maka akan mudah untuk berlatih teknik yang lain dalam berpedang. " ucap Robert setelah mempraktikkan cara memegang pedang.
Robert mempraktikkan teknik dalam berpedang kepada Alan, dimulai dari posisi siap dilanjutkan dengan serangan, pertahanan, perlindungan dan serangan kombinasi. Alan memperhatikan ayahnya yang sedang mempraktikkan itu dengan tatapan penasaran. Robert mengulangi teknik-teknik itu beberapa kali hingga dia kelelahan dan memutuskan untuk menyudahi latihannya.
Robert menggendong Alan masuk kedalam setelah selesai berlatih. Alan mulai mengagumi ayahnya, setelah melihat ayahnya yang terlihat ahli dalam menggunakan pedang. Ketika sudah di dalam rumah Robert dan Alan tidak melihat Marie. Robert menggendong Alan dan mencoba mencari Marie di kebun belakang rumah.
Marie memetik sayur di kebun belakang rumah, terlihat keranjang Marie yang telah penuh dengan sayuran.Robert membuka pintu belakang, dia melihat Marie dan keranjang di samping Marie yang telah penuh dengan sayuran, terlihat Marie yang akan beranjak dari sana.
Marie berdiri sambil membawa keranjang yang penuh dengan sayuran, dia berjalan menghampiri Robert dan Alan yang ada di depan pintu, Marie mengajak mereka untuk masuk kedalam,karena dia akan segera memasak makanan untuk mereka.
Robert menutup pintu setelah Marie masuk, dia segera duduk di kursi bersama Alan dan menunggu Marie yang sedang memasak. Marie menyalakan api di tungku, Marie merebus air hingga mendidih dan memasukkan beberapa sayur yang ia petik tadi kedalamnya setelah mendidih. Marie juga menambahkan daging kedalam rebusan itu. dia menunggu beberapa saat hingga masakan yang ia masak matang.
Robert dan Alan mencium bau harum dari dapur. Dari dapur Marie membawa masakannya yang telah matang menuju tempat Robert dan Alan. Robert menjadi bersemangat melihat Marie yang membawa makanan. Setelah sampai Marie lanjut menata makanan yang telah ia masak tadi di meja. Mereka begitu menikmati makanan yang di masak oleh Marie.
Setelah Makan, Robert dan Marie bergegas menuju kebun mereka. Mereka berniat memperluas area itu untuk di tanami sayur-sayuran dan buah-buahan. Robert berjalan menuju gudang untuk mengambil cangkul.Robert kembali dari gudang dengan cangkul di tangannya,dia lanjut mencangkul tanah,Robert membuat lubang untuk tempat menanamkan benih.Marie menebar benih ke tanah yang telah Robert siapkan. Sedangkan Alan dia hanya duduk dipinggir,Alan mengamati ayah dan ibunya yang sedang bekerja, Alan ingin sekali membantunya akan tetapi itu tidak bisa ia lakukan.
Marie menebar benih sembari membasahi tanah dengan air. Tak terasa waktu telah senja, mereka mengakhiri pekerjaan mereka untuk hari ini. Robert berhenti mencangkul, dia berjalan ke gudang untuk mengembalikan cangkul yang tadi ia pakai. Marie segera menyelesaikan tugasnya, Setelah selesai dia menghampiri Alan dan membawanya untuk masuk. Marie dan Alan masuk duluan disusul Robert dari belakang setelah dia menutup pintu gudang.
Mereka terus mengulangi kegiatan-kegiatan ini setiap harinya. Hingga beberapa tahun telah berlalu.
Alan sudah berumur 3 tahun, dia sudah lancar berjalan dan berbicara. Robert mulai mengajari Alan menggunakan pedang, Robert memberi Alan pedang kayu untuk berlatih. Alan mengikuti gerakan-gerakan yang di ajarkan oleh Robert,mulai dari posisi bersiap hingga teknik-teknik menyerang dan bertahan.
Alan terus berlatih dengan Robert setiap hari. Setelah 6 bulan Alan terlihat mahir dalam menggunakan pedang. Robert yang melihat anaknya sudah terbiasa dalam menggunakan pedang, dia menyuruh Alan untuk menyerangnya dengan pedang kayu itu.
Alan mulai mengayunkan pedangnya untuk menyerang Robert, Alan menyerang Robert dengan teknik yang telah ia Robert ajarkan kepadanya. Dimulai dengan serangan lurus hingga teknik kombinasi. Robert menepis serangan dari Alan dengan mudahnya. Alan terus berusaha menyerang dan mencari-cari celah, akan tetapi semakin dia mencari-cari di menyadari, bahwa Robert tidak memberikan celah sedikitpun kepadanya.
Alan terus menyerang Robert hingga dia sendiri yang kelelahan. Melihat anaknya yang sudah kelelahan, Robert memutuskan untuk menyudahi latihan mereka untuk hari ini. Mereka berdua beristirahat, mereka duduk berdua di halaman rumah. Nafas Alan tampak ngos-ngosan ketika beristirahat.
Marie datang menghampiri mereka dengan membawa minuman dan makanan yang telah dia buat, Marie ikut duduk di halaman bersama mereka, dia berusaha menyemangati anaknya atas latihannya.
Ketika beristirahat,Robert memberitahu Alan.
"Alan kau sudah semakin mahir" Robert memegang pundak Alan dan lanjut berkata, "Aku akan mengajarimu beberapa teknik lagi. "
"Kau sudah gila Robert,usianya belum genap 5 tahun. " gumam Marie yang mendengar perkataan Robert.
"Marie aku rasa sudah saatnya mencarikan guru untuk mengajari Alan kita sihir. " balas Robert.
"temui guru yang dulu mengajariku sihir. " Marie berfikir sejenak dan melanjutkan, "Mungkin dia sekarang ada di kota. "
"besok aku akan ke kota untuk menemuinya. " ucap Robert.
Setelah selesai makan. Robert mengajak Alan berkebun, dia berdalih jika itu bisa meningkatkan kekuatan fisik Alan. Alan mengikuti ayahnya.
ketika mereke berdua sampai di kebun. Robert memberitahu jika mencangkul dapat meningkatkan otot bagian lengan dan perut. Alan mengambil cangkul dan coba untuk menggunakannya,akan tetapi dia kesulitan. Robert hanya berdiri dan terdiam melihat Alan. Alan terus mencobanya akan tetapi baru beberapa saat dia sudah kelelahan. Robert mengambil kembali cangkul yang di pegang Alan, dia menunjukkan cara yang benar.
sambil mencangkul Robert berkata "Santai saja, jangan terburu-buru agar tidak cepat lelah. "
Robert melanjutkan "ini tidak perlu sesuatu yang khusus, tetapi memerlukan ketahanan fisik. "
Dalam hati Alan berkata "aku tidak mengetahui itu, karena dulunya aku adalah budak korporat dan aku berfikir jika itu mudah untuk dilakukan. "
Mereka berdua melanjutkan kegiatan berkebun.
Sembari memberi Alan sebungkus benih, Robert meminta Alan untuk menaburkannya "Kau lakukan tugas ini,coba masukan 1 biji pada setiap lubang yang aku buat, itu akan melatih ketajaman matamu dan kesabaran. "
"baik ayah!" Alan terdiam sebentar dan berfikir,dia bertanya kepada ayahnya "tapi apa gunanya kesabaran dalam berpedang? "
"itu berguna jika mau bertemu dengan musuh, mereka akan mencoba memecah fokusmu, jika fokusmu hilang mereka dapat dengan mudah mengalahkan mu Alan. " jawab Robert.
Mereka berdua melanjutkan kegiatan itu,Hingga tak terasa waktu sudah petang.
Marie berjalan menuju kebun, setelah sampai dia menyuruh Robert dan Alan menyudahi kegiatan mereka karena waktu sudah petang, setelah itu Marie masuk lagi ke dalam untuk menyiapkan makan malam. Alan dan Robert segera menyelesaikan perkerjaan. Setelah selesai mereka juga bergegas masuk kedalam.
Marie menyiapkan makanan yang telah ia buat dan menatanya di meja sembari menunggu Robert dan Alan kembali. setelah selesai, Marie melihat mereka yang telah kembali dari kebun. tubuh mereka terlihat kotor dengan tanah dan lumpur. Melihat itu Marie menyuruh mereka mandi terlebih dahulu sebelum makan.
Robert dan Alan yang baru pulang dari kebun, Bergegas untuk mandi setelah disuruh oleh Marie. Seusai mandi Robert dan Alan duduk di meja. Terlihat masakan Marie yang tampak enak di atas meja. Setelah merek bertiga berkumpul,merea segera makan. Robert dan Alan tampak sangat menikmati makanan yang Marie buat, mereka memakan makanannya dengan lahap.
Setelah selesai makan. mereka bertiga lanjut berbincang-bincang.
sembari membereskan meja Marie bertanya ke Robert "apakah kau jadi pergi besok? "
"iya, semakin cepat maka semakin bagus. " jawab Robert.
Dengan kegirangan Alan berkata "apa itu benar ayah?aku tidak sabar menantikannya. "
"Itu benar, aku akan pergi besok pagi-pagi sekali agar sampai ke rumah di sore harinya. " jawab Robert.
Di malam itu mereka terlalu asik berbincang-bincang. Hingga tak terasa malam telah larut. Marie segera mengajak mereka untuk tidur karena malam telah larut.